Pendidikan karakter pada madrasah memiliki peran yang trategis untuk menempa karakter anak didik. Madrasah sebagai lembaga pendidikan islam telah banyak memberikan peran dalam pembentukan karakter peserta didik, karena lembaga madrasah tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan saja akan tetapi melatih soft skill peserta didik. Madrasah sebagai bagian dari pendidikan yang membina karakter setidaknya ada empat strategi dalam penanaman karakter, pertama mengintegrasikan kedalam setiap mata pelajaran, kedua pengembangan budaya madrasah, ketiga melalui kegiatan ekstraskurikuler dan keempat dalam kegiatan sehari-hari di rumah.
Pada saat yang sama, disadari pula bahwa pendidikan karakter tidak dapat dibangun dengan pola-pola pembelajaran yang bersifat sementara (ad hock) dan sepotong-sepotong. Pendidikan karakter meskipun include dengan mata pelajaran lain harus dibangun dengan suatu materi-materi pembelajaran yang jelas berikut evaluasi dan strategi pembelajarannya. Di luar pendidikan formal, pendidikan karakter dibangun secara terus menerus sepanjang hayat masih ada (long live education) karena karakter sesungguhnya menjadi bagian dari ruh kehidupan itu sendiri, hidup tanpa karakter bagaikan hidup tanpa ruh, pelaksanaan pendidkan yang demikian itu tentu berada dalam jalur pendidikan non formal.
lmplementasi Pendidikan Karakter di sekolah dapat dilaksanakan melalui proses belajar aktif, yang berarti memberi ruang bagi guru untuk melaksanakannya secara optimal. Sesuai dengan prinsip pendidikan, pengembangan nilai harus dilakukan secara aktif oleh siswa. Bahkan, pembinaan karakter termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh siswa dalam kehidupannya. Permasalahannya, pendidikan karakter di sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan intemalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian juga yang terjadi di madrasah-madrasah sejatinya sarat dengan pendidikan karekter yang terkandung dalam nilai-nilai keagamaan, akan tetapi masih sebatas tingkat pengetahuan saja, belum menyentuh pada ranah afektif dan psikomotor siswa.
Implementasi atau pelaksanaan pendidikan karakter di madrasah atau sekolah tidak dapat dipisahkan dari tujuan madrasah yang bersangkutan, nilai-nilai karakter yang diambil, perencanaan pembelajaran, serta strategi dan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran itu sendiri. Strategi pembelajaran karakter dengan pendekatan komprehnsif. Strategi ini dikembangkan untuk mengembangkan karakter, komponen-komponen karakter yang perlu dikembangkan secara bersama-sama (tidak boleh salah satunya) adalah komponen moral knowing, moral feeling, dan moral action.